Kualifikasi Piala Dunia 2009/2010 | Maradona, Sulitnya Wujudkan Harapan

Dua pertandingan terakhir di kualifikasi Piala Dunia 2010 disebut Diego Maradona sebagai laga tersulit yang pernah dia jalani. Sebagai pelatih, dia mengaku tak menyangka bakal berhadapan dengan situasi seperti sekarang ini.

"Sebagai pelatih saya tak berharap dihadapkan pada situasi seperti ini. Kami harus mengalahkan Peru dan melanjutkan kemenangan di Paraguay," ungkap Maradona jelang dalam konferensi pers, Kamis (8/10/2009) waktu setempat seperti diberitakan Reuters.

Duduk di posisi lima klasemen sementara zona CONMEBOL, Argentina wajib memetik kemenangan di dua laga tersisa untuk setidaknya menjaga peluang lolos lewat jalur play off. Malang buat 'Tango' perjuangan mereka diprediksi bakal sulit lantaran performa Lionel Messi cs dalam beberapa pekan terakhir sangat mengkhawatirkan.

Untuk laga hidup-mati yang sudah menunggu di depannya, Maradona sudah melakukan beberapa perubahan. Di antaranya adalah dengan memperbanyak pemain lokal yang merumput di Liga Argentina. Berbekal hal tersebut dan kemenangan 2-0 atas Ghana di laga ujicoba, Maradona mengaku masih yakin akan peluangnya lolos.

"Sebagai pelatih, jelas ini merupakan pertandingan tersulit buat saya, dan di dalam diri saya punya kepercayaan diri yang tinggi," sambung pahlawan Argentina di Piala Dunia 1986 itu.

Meski disebut-sebut sebagai pesepakbola terbaik yang pernah dilahirkan, Maradona tak punya bakat melatih. Di pertengahan 1990-an dia sempat membesut Mandiyu dan Racing Club di Liga Argentina. Hasilnya? Dari 23 pertandingan cuma ada tiga kemenangan didapat, delapan kali kalah dan 12 sisanya berakhir imbang.

Kondisi tersebut berulang di timnas Argentina. Rekornya memang terbilang lumayan lantara dia berhasil meraih tujuh kemenangan dan empat kali kalah dari 11 pertandingan. Sayangnya seluruh kekalahan tersebut justru terjadi di laga kompetitif Kualifikasi Piala Dunia 2010, sementara jumlah kemenangannya di ajang yang sama cuma dua.

Berita Lainnya